Biodata

40 musim kemarau. 40 musim hujan. 3 tahun di Ambarawa. 16 tahun di Temanggung. 20 tahun di Yogyakarta, diselingi setahun di Jakarta. 9 tahun pernikahan dengan Rina Herdiana, dikaruniai 2 anak, Lesra dan Tirza.

Senang menulis sejak kelas 3 SD karena karanganku dipuji guru. Cerpen pertama dimuat di majalah Ananda ketika aku kelas 1 SMP, berjudul ”Olah Raga Itu Perlu”---dan diprotes keras oleh bapak karena aku paling malas berolah raga! Terus menulis---puisi, cerpen, artikel---dan sebagian berhasil lolos di media cetak. Baru pada 2002, buku pertamaku terbit, dan sampai Juli 2009 ini telah disusul 24 judul lain.

Kenal internet sekitar 1995, pakai Wasantara. Pada 1996, mulai mengutak-atik dan mengelola situs Gereja Persekutuan Maranatha Indonesia, Jemaat Yogyakarta di www.geocities.com/Athens/Delphi/5796 (masih ada halaman mukanya!). Situs ini sempat meraih Best of Athens Award pada awal tahun 1999 dan sejumlah penghargaan lain. Tahun 2001, karena perubahan organisasi gereja, situs ini ditutup. Terus terang, belakangan aku menyesali penutupan itu. Banyak arsip tulisanku di situ ikut hilang karena back up yang disiapkan di hard disk eksternal ternyata rusak.



Baru pada 2003 terpikir untuk membikin situs pribadi. Karena telanjur hapal dengan Geocities, ke situlah aku mampir. Tujuannya simpel: 1) mendokumentasikan karya sebagai back up ganda selain di hard disk komputer, 2) mempublikasikan karya untuk meluaskan jaringan pembaca, dan 3) membangun perkawanan dengan rekan-rekan yang beminat serupa. Selama paling tidak 3 tahun situs ini konsisten ku-update. Sampai muncul era situs jejaring sosial, dengan maraknya Friendster. Tadinya aku bergeming, ingin fokus di situs pribadi saja, tapi akhirnya kecemplung juga, membuka profil di sana, dan memanfaatkan fasilitas blognya. Saat menulis Warrior: Sepatu untuk Sahabat, kucoba pemasaran baru dengan membuat blog khusus di Wordpress. Lalu, entah bagaimana suatu ketika tertarik mampir ke Multiply. Dan, bisalah ditebak, dengan blog pribadi lebih dari satu, konsentrasiku terpecah, dan akhirnya kehilangan konsistensi dalam memperbaruinya satu per satu. Blog-blog itu bisa dibilang terbengkalai.

Sampai akhir 2008, beberapa kawan mulai berbisik tentang Facebook. Mulanya aku bergeming. Tambah satu lagi? Lha wong yang tercecer di berbagai tempat itu saja tidak terurus dengan baik! Eh, setelah menjajal sedikit-sedikit, ternyata jatuh hati. Kuanggap sebagai one-stop-surfing---bisa posting note, foto, video, nge-tag kawan, pasang link, kirim email, chatting (yang selama ini jarang kulakukan), pokoknya kompletlah---Facebook menjadi ruang maya pribadi yang paling rajin ku-update. Satu kekurangannya: ini situs jaringan tertutup, yang bisa menengok hanya mereka yang sudah bergabung. Maka, sesekali aku memuat silang catatan ke Multiply.

Memasuki usia kepala 4, konon life begins at forty, kuingin memberi hadiah kecil---dan sedikit tantangan---pada diri sendiri. Aku ingin lebih terfokus, lebih terkonsentrasi, dan lebih konsisten dalam mencatat dan menulis. Maka, aku memilih menghentikan pengelolaan blog terdahulu. Menghentikan, bukan menghapusnya. Artinya, aku tidak akan memperbarui isi dan datanya, tetapi data-data lama akan kubiarkan tersimpan di sana. Untuk mencatat kehidupanku selepas usia 40 tahun dan merekam jejak kepenulisanku, aku membuka blog baru ini, Notes of 40+, yang akan kujadikan blog utama untuk mendampingi profilku di Facebook.

Kupilih Blogger.com, bukannya mendayagunakan akun lain yang sudah ada, karena aku merasa paling nyaman menggunakan fasilitasnya, dan biar terkesan “baru” saja---seakan memulai dari nol lagi. Arsip Juni 2009 ialah uji cobaku untuk melihat bagaimana memajang puisi, prosa, gambar, dan video. Tentu juga sedikit berfilosofi, karena diawali dengan renungan yang digarisbawahi dengan lagu ”Tiap langkahku diatur oleh Tuhan, dan tangan kasih-Nya menuntunku.” Jadilah sebuah doa meminta pernyertaan Imanuel untuk hari demi hari yang diberikan-Nya. Juga puisi kecil ”Rumah”, semoga blog ini menjadi perpanjangan rumah sesungguhnya yang kualami di dunia nyata. Adapun video ”Somewhere Over the Rainbow” menjadi contoh one of my favorite things.

Yang juga menarikku adalah fasilitas mesin pencari yang bisa disesuaikan menurut kebutuhan. Dengan itu, mesin ini akan khusus menelisik tulisan di blog ini dan blog-blog terdahulu. Ya, tulisan-tulisanku baik yang baru maupun yang lama jadi bisa diakses dengan mudah, sekaligus menjadikan blog ini semacam “rumah induk” yang terbuka bagi siapa saja yang sudi singgah---berbeda dengan Facebook yang tertutup itu. Isi blog ini akan diekspor ke Notes-ku di Facebook dan, bila relevan, akan kupajang juga di Pasar Klewer, sebutan akrab untuk blog bersama SABDA Space.

Selebihnya, ya tantangan untuk konsisten dalam merekam dan mencatat itu tadi. Kiranya hari-hariku selepas usia 40 tahun ini lebih hidup, lebih bermakna untuk dibagikan, juga melahirkan karya-karya yang lebih berkualitas. Dan, blog ini semoga bisa menjadi ruang singgah yang menyenangkan bagi pejalan dunia maya yang kebetulan mampir. ***

Comments

  1. Salam pak..

    Karya Bapak jadi berkat lho...sampai sekarang? Ga sadar ya? he he he...

    tulisan Bapak di web Gereja maranatha n majalah (apa ya namanya... lupa ^_^)yang pernah dibuat sama jogja dulu keren lho.. bahasanya sederhana tapi mantapzzzz.. dan hebatzzz.. he he he..(saya membacanya waktu pertama kali bertobat lahir baru di Jubilee Semarang), bahkan traktat2 Follow Up nya masih ada di saya (tapi saya udah update dan komplitin untuk dipakai sebagai bahan F-Up terbaru yang masih terus saya ajarkan kepada para petobat baru yang terus ditambahkan

    Bahkan sebenarnya dari traktat2 sederhana bapak waktu itulah, saya terinspirasi untuk menjadi penulis Kristen (tapi baru setahun terakhir ini belajar.. he he he..)

    so... tetap semangat berkarya ya Pak...

    GBU

    IIK Jubilee_Semarang

    ReplyDelete
  2. lho ada wong semarang kelihatannya kenal. tuh mas arie... penggemrmu dulu banyak. :-)

    ReplyDelete
  3. Arie kamu hebat sudah banyak nulis buku. Sementara aku baru pengin dan pengin. Kirimi aku bukumu dong! Atau kamu mau jadi narasumber untuk memberitahu murid-muridku cara menulis!Arie kamu sekarang tinggal di mana sih? Terakhir aku tahu dari Femina kamu menang lomba nulis cerpen beberapa tahun yg lalu. Untung lewat google aku menemukan blogmu. Selamat lah Arie sdh benar-benar berprofesi penulis. Kapan ya aku nyusul?

    ReplyDelete
  4. Salam kenal bung arie. saya belum kesampaian membaca karya2 anda dlm bentuk buku. tapi saya berharap bisa menemukan karya2 penulis 'jawa' yg sempat saya gemari semacam kuntowijoyo atau umar kayam. Salam...

    ReplyDelete
  5. Mas, link sepatuwarrior di kolom Pra-40 sebelah kanan salah lho (separuwarrior). Salam.

    ReplyDelete
  6. matur nuwun, mas benny, atas kecermatan anda.

    ReplyDelete
  7. cool... top tuh bos.... saya salut

    ReplyDelete
  8. saran pa bos... ranking blognya dinaikin.... biar index google naaik

    ReplyDelete
  9. Hallo..Mas Ajie.. salam kenal.. saya termasuk yang gemar baca tulisan Mas Ajie.. kenal pertama lewat RH lanjut add di FB.
    Terima kasih tulisan banayk memberkati. JBU
    Tengok-tengok juga yak di sini, lagi belajar nulis juga. Tks
    http://www.ekast.blogspot.com/

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

7 Humor Natal yang Bikin Terpingkal-pingkal

Edisi Koleksi Terbatas 50 Tahun Majalah Bobo Cerpen & Dongeng: Benarkah “Terbaik Sepanjang Masa”?

Setengah Hari di Rumah Atsiri